Sahabat , pada kesempatan kali ini, SANGKONSELOR akan share mengenai pengertian bimbingan dan konseling di Sekolah. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhigaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.
AUM( ALAT UNGKAP MASALAH)
Sahabat, Pada kesempatan ini SANG Konselor akan share mengenai instrument dalam BK yang berguna untuk manajerial proses pengungkapan latar belakang konseli. 1.AUM( ALAT UNGKAP MASALAH) Lima Arahan Pengadministrasian Instrumen (Limadmen) AUM PDF Cetak E-mail Penilaian Pengguna: / 3 BurukTerbaik Ditulis Oleh Ifdil Monday, 08 February 2010
Sebelum melakukan pengadministrasian AUM konselor menerapkan “limadmen”, terhadap siswa atau responden pengisi AUM. Limadmen diperlukan untuk menginfromasikan kejelasan arah dan kegunaan AUM serta mencegah kejenuhan siswa dalam merespon setiap butir pada AUM. Lima Arahan Pengadministrasian Instrumen (limadmen) ini dijadikan sebagai SOP (Standar Operasional Prosedur) dasar dalam pengadministrasian AUM; yaitu mengkacup hal-hal sebagai berikut:
Apa itu AUM Umum dan PTSDL?
Dalam menyampaikan konsep tentang AUM juga dijabarkan hal-hal yang berkenaan dengan “Apa itu masalah” yang ciri-cirinya adalah: a. Sesuatu yang tidak disukai adanya b. Sesuatu yang ingin dihilangkan c. Sesuatu yang menimbulkan hambatan, kesulitan, dan atau kerugian
Tujuan dan kegunaan AUM (mengungkap kondisi tertentu pada klien) Cara mengisi/mengerjakan AUM
AUM dapat diadministasikan kepada siswa/responden baik secara perorangan, kelompok, maupun klasikal. Beberapa hal pokok yang perlu mendapat penekanan dalam pelaksanaan pengadminis-trasiannya adalah:
Petunjuk Pengerjaan
Petunjuk pengerjaan AUM telah tercantum selengkapnya di dalam buku AUM. Petunjuk ini dibacakan sepenuhnya oleh penyelenggara administrasi AUM (seperti Konselor Sekolah). Agar siswa (calon) pengisi AUM memperoleh pemahaman yang lengkap tentang apa, mengapa dan bagaimana AUM, serta kegunaannya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, maka “petunjuk pengerjaan” itu dapat diperluas penjelasannya dengan disertai berbagai usulan dan contoh-contoh.
Lembaran Respon Terpisah
Mahasiswa menuliskan identitas diri dan responnya terhadap AUM pada lembaran yang disediakan tersendiri. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa buku AUM harus dibiarkan bersih dan utuh, tidak boleh ditulisi, dicoret-coret atau diberi tanda apapun. Lembaran respon ini nantinya dikumpulkan bersama buku AUM yang masih tetap utuh kepada penyelenggara administrasi AUM.
Waktu untuk Pengerjaan
AUM bukanlah “alat ukur” melainkan alat ungkap, oleh karena itu waktu yang disediakan untuk mengerjakannya tidaklah ketat. Untuk mem-berikan penjelasan tentang AUM dan hal-hal yang terkait dengan (seperti kegunaannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling) mungkin diperlukan waktu yang agak lama; apalagi kalau disertai pemberian contoh dan tanya jawab — mungkin sampai 30 menit. Untuk pengerjaan item yang tersedia pada AUM dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam AUM pada umumnya diperlukan waktu sekitar 50- 60 menit. Dalam mengisi/mengerjakan AUM hal-hal yang perlu diingatkan ialah bahwa dalam mengerjakan AUM reseponden diminta : Bekerja seteliti mungkin Semua item dibaca dan dipertimbangkan keadaannya pada diri sendiri — kalau isinya memang merupakan masalah yang sedang dialami, berikan tanda secara tepat pada lembaran respon. Semua pertanyaan yang ada pada AUM (selain item-item masalah) juga dijawab dengan sungguh-sungguh pada lembaran respon. Bekerja cepat dan tidak membuang-buang waktu
Pengumpulan Lembaran Respon
Lembaran respon siswa dikumpulkan kembali secara cermat. Sedapat-dapatnya, sebelum dikumpulkan lembaran respon itu diteliti terlebih dahulu (oleh pengadministrasi AUM) apakah siswa yang bersangkutan telah mengerjakan AUM dengan teliti dan lengkap. Satu hal yang amat penting ialah bahwa semua lembaran respon itu harus dipelihara dan dijaga kerahasiannya. Lembaran respon itu, yang berisi masalah-masalah yang dialami responden harus disimpan dengan rapi (dalam himpunan data–cummulative records) dan hanya Guru Pembimbing/konselor yang dapat mengakses lembaran respon tersebut.
Lembaran respon lama yang tidak akan dipergunakan lagi lebih baik dimusnahkan.
Cara pengolahan
Jelaskan cara pengolahan secara garis besar, apakah akan diolah secara manual atau dengan menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan program aplikasinya. Berapa lama pengolahannya dan kapan diumumkan hasilnya; dan dengan capa apa hasil itu diumumkan.
Hasil dan penggunaannya;
Jelaskan bentuk jasil pengolahan data AUM dan penggunaannya. Kemukakan saja apa yang bisa dilakukan responden untuk menggunakan hasil itu.
2.TES IQ DAN BAKAT
Tes Bakat Skolastik PDF Cetak E-mail Penilaian Pengguna: / 16 BurukTerbaik Ditulis Oleh Ifdil Sunday, 22 August 2010
Tes Bakat Skolastik (TBS) adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang. Tes bakat skolastik ini sebenarnya adalah adopsi dari tes SAT (Scholastic Aptitude Test) yang sudah menjadi standar ujian masuk Perguruan Tinggi di Amerika dan dunia. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu tes standar ujian masuk Perguruan Tinggi maupun tes penyaringan untuk keperluan lainnya.
Adapun, Tes bakat skolastik ini umumnya memiliki empat jenis soal. Yaitu, tes verbal atau bahasa, tes numerik atau angka, tes logika, dan tes spasial atau gambar.
Tes bahasa berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata), tes padanan hubungan kata, dan tes pengelompokan kata.
Tes angka berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik (hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita.
Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme), tes logika cerita dan tes logika diagram.
Sedangkan tes spasial atau tes gambar, berfungsi mengukur daya logika (imajinasi) ruang yang dimiliki seseorang. Tes ini terdiri dari tes padanan hubungan gambar, tes seri gambar, tes pengelompokan gambar, tes bayangan gambar dan tes identifikasi gambar.
Peran Guru BK Penting dalam Implemetasi Kurikulum 2013
SEMARANG, suaramerdeka.com - Guru besar bimbingan dan konseling Prof Mungin Eddy Wibowo menilai, peran guru BK dalam implemetasi kurikulum 2013 akan semakin penting. Pasalnya di tingkat SMA sederajat penjurusan ditiadakan, diganti dengan kelompok peminatan
"Tantangan yang harus segera diluruskan adalah seharusnya guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah adalah konselor yang mendidik, bukan dianggap sebagai “polisi sekolah” atau momok yang ditakuti oleh siswa," katanya.
Menurut Dia, dengan diberlakukannya kelompok peminatan, maka guru BK memiliki tugas untuk memberikan pendampingan secara intensif kepada siswa. Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.
“Dengan adanya program kelompok peminatan, maka peran dan tugas guru BK semakin besar. Karena sejak awal masuk, siswa harus diarahkan sesuai dengan bakat, minat, dan kecenderungan pilihannya,” ujarnya.
Di lain pihak, Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Abkin) itu juga menegaskan, ke depan, peran dan tanggungjawab guru BK terhadap siswa SMP juga harus lebih nyata.
Guru BK harus mulai mengamati dan mendampingi anak sejak kelas satu. “Harus dilihat dan dampingi, anak tersebut senang dan minat pada mapel apa. Untuk mengarahkan studi lanjutannya, ke SMA atau SMK,” kata Mungin.
Perubahan dan penyempurnaan kuriukulum, menurut ketua panitia seminar MTh Sri Hartati MPd Kons adalah hal yang lumrah, akan tetapi persepsi yang berkembang di masyarakat dan isu-isu yang mengemuka membuat keresahan, kebingungan, dan bahkan kepanikan termasuk bagi guru BK.
( Andika Primasiwi / CN26 / JBSM )
BIMBINGAN KARIR SEBAGAI UPAYA MEMBANTU KESIAPAN SISWA DALAM MEMASUKI DUNIA KERJA
Oleh: Yeni Karneli *)
A. Bimbingan Karir Salah Satu Faktor Yang Dapat Mempersiapkan Siswa Memasuki Dunia Kerja
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai suatu proses membantu pribadi untuk mengembangkan penerimaan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut batasan ini, ada dua hal penting, pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan peCareer guidance … encompasses all of the service that aim at helping pupils make occupational and educational plans and decisions nyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa ““. Pengertian Tolbert ini mengandung makna bahwa bimbingan karir merupakan salah satu bentuk layanan dalam membantu siswa merencanakan karirnya.
Berdasarkan uraian terdahulu maka dapat dikatakan bahwa bimibingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Peters dan Shetzer (1974:267) mengemukakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dengan cara yang sistematis dan terlibat dalam perkembangan karir. Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya. Moh. Surya (1988:14) menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang diperlukan agar dapat menentukan perjalanan hidupnya dan mengembangkan karir kearah yang dipilihnya secara optimal.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, secara essensial bimbingan karir merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan membantu siswa dalam proses pemahaman diri, pemahaman nilai-nilai, pengenalan lingkungan, hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Masa depan harus direncanakan disongsong bukan di tunggu. Awal masa depan itu adalah “di sini dan sekarang”. Persiapan untuk menyongsong masa depan dilakukan melalui prosedur-prosedur tertentu baik melaui pendidikan informal, formal maupun non formal. Melalui pendidikan di sekolah siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap- sikap tertentu. Bekal yang diperoleh siswa di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.
Pacinski dan Hirsh (1971:8) menegaskan bahwa sekolah-sekolah mendapat kesempatan yang berharga melaui proses pendidikan untuk mempersipakn siswa memasuki dunia kerja. Salah satu bentuk layanan yang diberikan sekolah dalam upaya mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja adalah bimbingan karir di samping kegiatan kurikuler. Melalui bimbingan karir siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang dirinya, pengenalan terhadap berbagai jenis sumber-sumber kehidupan serta penghargaan yang objektif dan sehat terhadap karir.
Untuk mengantar siswa ke gerbang masa depan (pendidikan dan pekerjaan) yang diharapkan, program bimbingan karir yang dicanangkan di sekolah merupakan wadah yang tepat untuk itu. Melalui kegiatan bimbingan karir, siswa dibekali dan dilatih dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan apa, mengapa dan bagaimana merencanakan masa depan. Artinya siswa mulai dari kelas satu sampai tamat SMK dilatih, dibimbing untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana merencanakan karir sepanjang hidup (career life span).
B. Informasi karir Salah Satu Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Siswa Memasuki Dunia kerja
Makna Informasi karir
Di dalam arus globalisasi yang memiliki diferensiasi sosial yang semakin kompleks, khususnya siswa SMK akan dihadapkan pada berbagai macam kemungkinan pilihan hidup yang penting, seperti pilihan untuk melanjutkan studi, pilihan tentang dunia kerja, pilihan tentang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat, dan semua ini menuntut kemandirian dalam menjatuhkan pilihannya. Bagi siswa yang tidak dapat memahami potensi yang dimliki, di duga mereka juga tidak akan dapat menentukan berbagai macam pilihan karir, akhirnya akan mengalami masalah.
Permasalahan karir merupakan permasalahan masa depan siswa. Kegiatan masa sekarang akan mewarnai masa depan seseorang. Agar siswa SMK dapat menyiapkan masa depannya dengan baik, siswa harus dibekali dengan sejumlah informasi karir yang akan dipilihnya. Informasi yang cukup dan tepat tentang seseorang individu, merupakan aset bagi individu yang bersangkutan untuk memahami faktor-faktor yang ada pada dirinya, faktor kekuatan maupun faktor kelemahan-kelemahannya. Menurut John Hayes dan Barrie Hopson (1981:37) informasi karir adalah informasi yang mendukung perkembangan bidang pekerjaan, dan berdasarkan informasi itu memungkinkan seseorang mengadakan pengujian akan kesesuaian dengan konsep dirinya. Lebih lanjut dikatakan informasi karir tidak hanya sekedar merupakan objek faktual, tetapi sebagai kemampuan proses psikologis untuk mentransformasikan informasi itu dikaitkan dengan pilihan dan tujuan hidup masa depan.
Dewa Ketut Sukardi (1984:112) mengemukakan pada dasarnya informasi karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan atau karir dan bertujuan untuk membantu individu memperoleh pandangan, pengertian dan pemahaman tentang dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa informasi karir/jabatan meliputi fakta-fakta yang relevan dengan butir-butir berikut:
Potensi pekerjaan termasuk luasnya, komposisinya, faktor-faktor geografis, jenis kelamin, tingkat usia, dan besarnya kelompok-kelompok industri.
Struktur kerja dan besarnya kelompok-kelompok kerja
Ruang lingkup dunia kerja meliputi; pemahaman lapangan kerja, perubahan populasi permintaan dari masyarakat umum yang membaik dan perubahan teknologi.
Perundang-undangan peraturan atau perjanjian kerja.
Sumber-sumber informasi dalam rangka mengadakan studi yang berkaitan dengan pekerjaan.
Klasifikasi pekerjaan dan informasi pekerjaan.
Pentingnya dan kritisnya pekerjaan.
Tugas-tugas nyata dari pekerjaan dan hakekat dari pekerjaan.
Kualifikasi yang memaksa untuk bekerja dalam bermacam-macam pekerjaan.
Pemenuhan kebutuhan untuk bermacam-macam pekerjaan.
Metode dalam memasuki pekerjaan dan meningkatkan prestasi kerja
Pendapat dan bentuk-bentuk imbalan dari bermacam-macam pekerjaan
Kondisi-kondisi kerja dalam berjenis-jenis pekerjaan
Kriteria untuk penilaian terhadap materi informasi pekerjaan
Ciri-ciri khas tempat kerja
*) Dra. Yeni Karneli, M.Pd., Kons : Dosen Jurusan BK FIP UNP